welcome
 

Samstag, August 02, 2003

Mengapa Jerman?

DARI antara negara-negara itu, Jerman kini sudah menjadi salah satu negara tujuan belajar. Salah satu daya tariknya adalah, Jerman membebaskan uang kuliah bagi semua mahasiswa yang ingin belajar di sana. Bisa dimaklumi, negeri yang terletak di tengah Benua Eropa itu kini bisa disebut sebagai negeri termakmur. Satu-satunya pengeluaran hanya untuk biaya hidup bulanan yang berkisar antara 540 euro hingga 670 euro per bulan. Dengan kurs sekitar Rp 9.700, biaya hidup seorang mahasiswa di Jerman antara Rp 5.238.000 hingga Rp 6.499.000. Dari jumlah itu sudah termasuk biaya sewa kamar, pembelian pakaian, membeli buku, biaya transportasi, dan sebagainya.
"Makin ke utara dan timur, biaya hidup tentu lebih murah. Sebaliknya, makin ke selatan dan barat daya, termasuk di Munich, biaya hidup lebih mahal," jelas Dr Silke Stratmann dari Dinas Pertukaran Akademis Jerman (DAAD-Deutscher Akademischer Austauschdienst).
Selain bebas uang sekolah, sebagai tempat belajar, Jerman memiliki tiga keunggulan.
Pertama, Jerman terletak di Eropa Tengah. Bahkan, boleh dikatakan, negeri ini ada di tengah Benua Eropa sehingga siapa pun juga yang belajar di sana akan bisa mendapat pandangan atau visi lebih jernih mengenai pasar Eropa.
Kedua, Jerman sebagai negeri berteknologi tinggi juga dikenal sebagai tempat untuk belajar teknik. Meski demikian, Jerman tidak meninggalkan ilmu-ilmu sosial, filsafat, dan humaniora.
Ketiga, kebanyakan universitas mempunyai jalinan yang begitu erat dengan perusahaan atau dunia industri. Dengan demikian, bagi mahasiswa, ada kesempatan untuk belajar hidup dan bekerja bersama dengan manusia lain yang berbeda bahasa, latar budaya, dan dalam derajat kualifikasi yang tinggi.
"Ini semua memberi suasana tersendiri bagi mahasiswa yang belajar di Jerman. Memang, banyak yang mengatakan, bahasa Jerman itu sulit. Itu tidak sepenuhnya betul. Bahkan, kini, banyak perguruan tinggi di Jerman melakukan reformasi sehingga lebih dari 500 mata kuliah yang disampaikan dalam bahasa Inggris," lanjut Stratmann.

Standar yang sama

Di Jerman sendiri kini ada 324 perguruan tinggi dengan lebih dari 400 jurusan. Dan, di sana berlaku akademische Freiheit (kebebasan akademis), di mana jurusan tidak memiliki jadwal studi tetap dan hanya beberapa mata kuliah wajib. Kebanyakan minat dan inisiatif diserahkan kepada mahasiswa.
Dari 324 universitas itu, ada 118 universitas (terdiri dari universitas teknologi, kolese teologi, comprehensive universities, dan kolese untuk pendidikan guru), 154 universitas untuk ilmu-ilmu terapan, serta 52 akademi musik dan seni.
Selama ini, dari 324 perguruan tinggi di Jerman, umumnya seluruh jurusan, fakultas, dan universitas memiliki kualitas yang sama. Dengan demikian, bila ingin belajar teknik, tidak harus terpaku di RWTH Aachen.
... [more here]


huwaaah, kalo gini jadi inget bahasa jermanku!awalnya cuma iseng gara² sering denger bapak bicara pake bahasa yang aneh ituwh, hehe.bapak sndiri bilang, "kalo mau blajar bahasa, jangan bahasa jerman!susah spellingnyah ntar!!"
bener juga sih, kadang² satu kata ajah terdiri dari 6 hurup konsonan dan 1 vokal ajah!gimana bacanya hayoowh ?!?!huihihihi ... tapi justru itu asiknyah!gak seru lah kalo cuma gitu² ajah, yang bunyinya sama plek kayak tulisannya.nggak menantang, dan tidak cocok bagi sayah yank suka tantangan!!!kekkekekekekeke ... tapi sampe skarang blom bisa juga, soalnya emang gak blajar! :p aku cuma blajar dari yang pernah ku denger ajah [bilang aja males! (:|
bodo ah ... hari ini semuanya berjalan tidak sesuai dengan rencana.semuanya.
tadinya aku bela²in balik hari sabtu karena mo ada acara sama temen², tapi malah tadi aku gak jadi ikut mereka.mood-ku anjlok jlok!rencana pulang hari ini juga gak kejadian, aku putusin buat pulang besok² ajah.ya itu tadi, aku jadi sedikit lebih kerasan di jogja, karena adaaaa aja yang bisa dilakuin.
gak kayak di semarang ... mungkin disana ada yang pengen aku mati kebosanan kali yax?xixixixi ...
blah, whatever!

 
 

tacks

Graphics by Quixotic Pixels

tacks

! TAGGIE TAG


 
>> smilies